Judul
:
Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya
Pengarang
:
Dr. Mahsun
Penerbit
:
PT RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit
:
2005
Tempat Terbit
:
Jakarta
ISBN
:
979-3654-57-0
Ukuran Buku
:
xviii, 376 hal., 21 cm
Catatan
:
Harga
:
Pelaksanaan Penelitian Diakronis
Oleh Frans Asisi Datang
Satu lagi buku metode penelitian hadir untuk memperkaya kazanah ilmu pengetahuan kita. Buku berjudul Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya, diterbitkan oleh PT RajaGrafindo Persada, tahun 2005. Buku setebal 376 ini disusun oleh Dr. Mahsun, linguis yang sekarang berkarya di Pusat Bahasa dan Universitas Negeri Mataram.
Buku ini terdiri atas empat bab ditambah penutup. Pada bab pertama penulis menjelaskan gagasan-gagasan pokok sekitar metode penelitian, seperti pengertian metode penelitian, masalah penelitian, hipotesis, teori, metode, data, dan hakikat penelitian bahasa, serta penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian bahasa.
Kemudian pada bab kedua penulis menguraikan cara menyusun proposal penelitian, khususnya penelitian bahasa. Uraian pada bab kedua ini dimulai dengan penyusunan bagian pendahuluan sebuah proposal penelitian, perumusan masalah dan tujuan penelitian, perumusan hipotesis penelitian, penyusunan tinjauan pustaka dan daftar pustaka, penjelasan mengenai teori yang digunakan dalam penelitian, penentuan metode yang akan digunakan, dan perencanaan jadwal penelitian serta biaya penelitian.
Setelah menguraikan tahap prapenelitian, pada bab ketiga penulis memamparkan tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian. Pembahasan pada bab ketiga ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu pelaksanaan penelitian secara sinkronis, pelaksanaan penelitian secara diakronis, dan pelaksanaan penelitian sosiolinguistik. Pada tiap-tiap pokok bahasan tersebut penulis memaparkan cara-cara penyediaan data penelitian, cara-cara menganalisis data, dan cara-cara menyajikan hasil analisis data penelitian.
Pada bahasan mengenai pelaksanaan penelitian secara sinkronis, penulis menjelaskan terminologi sinkronis dan diakronis yang dianjurkan pertama kali oleh Bapak Linguistik Modern, Ferdinand de Saussure. Sedangkan penyediaan data pada pelaksanaan penelitian secara sinkronis, menurut penulis dapat dilakukan dengan menggunakan metode simak, metode cakap, dan metode introspeksi. Yang dimaksud penulis dengan metode simak tidak hanya berkaitan dengan penyimakan bahasa yang digunakan secara lisan tetapi juga penyimakan bahasa yang digunakan secara tertulis. Karena teknik utama dalam metode simak adalah teknik sadap maka jika peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara lisan, peneliti dapat melakukan penyadapan dengan cara mencatat saja, merekam saja, atau melakukan keduanya sambil ikut terlibat di dalamnya. Sebaliknya, jika peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis maka peneliti hanya dapat mencatat saja.
Berbeda dengan metode simak, yang ditekankan penulis dalam metode cakap adalah kontak antara peneliti dan informan. Metode ini dapat dilakukan dengan teknik pancing. Peneliti memberi stimulasi (pancingan) agar informan memberikan atau menuturkan data yang diharapkan peneliti. Namun, jika si peneliti sebagai pengguna bahasa sekaligus sebagai peneliti, maka si peneliti menggunakan metode introspeksi. Dalam hal ini si peneliti mengumpulkan data dengan mengandalkan kemampuan bahasanya sendiri. Itulah yang dimaksud penulis dengan metode introspeksi.
Untuk menganalisis data penelitian sinkronis, penulis mengajurkan untuk menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstra lingual. Yang dimaksud penulis dengan metode padan intralingual adalah ”metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun yang terdapat dalam beberapa bahasa yang berbeda”(hlm. 112). Sebaliknya, jika peneliti menghubung-bandingkan masalah bahasa dengan hal di luar bahasa peneliti menggunakan metode padan ekstralingual.
Metode cakap dan metode simak juga digunakan dalam pelaksanaan penelitian diakronis. Kedua metode ini diperjelas dengan teknik-teknik, antara lain teknik rekam, teknik catat, dan teknik sadap. Di samping penjelasan mengenai kedua metode tersebut, penulis menambahkan beberapa penjelasan lain dalam pelaksanaan penelitian dikronis, yaitu mengenai satuan daerah pengamatan, penentuan daerah pengamatan, ihwal informan, dan daftar pertanyaan.
Dalam bagian pelaksanaan penelitian sosiolinguistik, penulis memulainya dengan penjelasan mengenai sosiolinguistik sambil mengajukan 23 macam topik penelitian sosiolinguistik (h.208—209). Kemudian, sebelum menjelaskan metode penyediaan data dalam penelitian sosiolinguitik, penulis menjelaskan masalah penarikan sampel penelitian sosiolinguistik dan penentuan kelas sosial. Di samping metode simak dan metode cakap, untuk penyedian data dalam pelakasanaan penelitian sosiolinguistik juga digunakan metode survei yaitu, “metode penyediaan data melalui penyebaran daftar tanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah besar informan yang dipandang representatif mewakili populasi penelitian” (h. 222—223). Hal penting lain yang dibahas penulis pada bagian pelakasanaan penelitian sosiolinguistik adalah dua model analisis data dalam ilmu-ilmu sosial umumnya, yaitu analisis data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Catatan Kritis
Buku ini sebenarnya bisa mengisi peluang kurangnya buku metode penelitian bahasa yang terbit sampai setakat ini karena buku yang khusus mengenai metode penelitian bahasa masih sangat langka. Sebelum buku ini hadir, di kalangan linguis dan peneliti hanya ada beberapa buku yang membahas masalah penelitian bahasa, antara lain Sudaryanto (1986, 1988). Namun, setelah membaca buku tersebut mungkin pembaca akan kecewa karena harapan pembaca tersebut mungkin tidak akan terpuaskan.
Pertama, setelah membaca seluruh isi buku ini, maka pembaca akan sadar bahwa sebenarnya penulis tidak menguraikan metode-metode penelitian bahasa secara umum tetapi menguraikan metode penelitian diakronis. Hal itu terlihat dari segi jumlah halaman bahasan dan kedalaman pembahasan. Dari segi jumlah halamannya, bahasan pelakasanaan penelitian diakronis jauh lebih banyak dari pada bidang kajian lain. Seluruh bagaian lampiran (yaitu Lampiran 1—7) pada halaman 289—269 berisi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian diakronis. Bahasan mengenai pelaksanaan penelitian diakronis (91 halaman) jauh lebih banyak daripada bahasan mengenai pelaksanaan penelitian secara sinkronis (hanya 46 halaman) dan bahasan mengenai pelaksanaan penelitian sosiolinguistik (hanya 53 halaman). Contoh-contoh pada bab kedua, yaitu Tahapan Prapenelitian, hampir semuanya merupakan contoh dalam bidang kajian linguistik diakronis dan sosiolinguistik.
Selain ketidakseimbangan jumlah halaman bahasan, dari segi kedalaman isi bahasan pun sangat tidak seimbang. Bahasan pada topik mengenai pelaksanaan penelitian secara diakronis sangat mendalam dan panjang lebar, sedangkan bahasan pada pelaksanaan penelitian sinkronis dan sosiolinguitik sangat dangkal. Penulis hanya mendeskripsikan metode-metode penyediaan data dengan hanya sedikit contoh. Penulis juga tidak secara tegas menyebutkan bidang kajian linguistik mana yang dimaksud dengan pelaksanaan penelitian secara sinkronis. Hal ini sangat berbeda dengan pelaksanaan penelitian secara diakronis. Pembaca secara langsung bisa melihat bidang linguistik apa yang dimaksud penulis, yaitu bidang kajian linguistik historis dan dialektologi.
Kedua, sistem penomoran sub-sub bab pada bab ketiga juga tidak sistematis. Jika dilihat dari segi isi bahasan, bab ketiga seharusnya dikelompokkan atas tiga subbab. Pertama, subbab tentang pelaksanaan penelitian secara sinkronis, kedua, subbab tentang pelaksanaan penelitian secara diakronis, dan ketiga subbab tentang pelaksanaan penelitian sosiolinguistik. Pengelompokkan seperti itu tidak terlihat dalam buku ini. Pembaca tidak dibantu untuk memahami isi buku denan mudah karena sistem penomorannya tidak teratur. Di samping itu, pembaca juga akan bingung membaca judul subbab pada halaman 209 dan halaman 218 yang persis sama meskipun besar hurufnya berbeda.
Ketiga, bab keempat mengenai penulisan laporan penelitian sebenarnya tidak perlu dimasukkan dalam buku ini. Bab ini terasa hanya sebagai pelengkap karena bagaimanapun seorang peneliti seharusnya sudah memahami hal-hal yang seharusnya ditulis dalam laporan penelitiannya.
Keempat, sebagai sebuah buku pegangan penelitian sasaran pembaca buku ini tidak jelas. Jika ditujukan bagi mahasiswa S1 buku ini tidak dilengkapi dengan pengantar teori penelitian yang memadai. Apa yang dijelaskan pada bab pertama sama sekali tidak memadai. Di dalam buku ini juga sama sekali tidak ditemukan penjelasan mengenai pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian. Padahal, silang pendapat mengenai kedua pendekatan tersebut sangat hangat dibicarakan di kalangan peneliti. Jadi, buku kurang tepat jika ditujukan bagi mahasiswa peneliti awal/awam yang belum banyak memehami masalah penelitian. Sebaliknya, jika ditujukan untuk peneliti yang sudah banyak melakukan penelitian, buku ini juga kurang tepat karena banyak sekali hal-hal yang tidak perlu tetapi dimasukkan dalam buku ini, seperti halnya pembahasan pada bab keempat di atas.
Akhirnya, bagaimanapun kehadiran buku setidaknya menyadarkan pembaca bahwa buku tentang metode penelitian itu masih sangat diperlukan oleh para linguis juga oleh pembaca umum yang ingin mengetahui bagaimana cara meneliti sebuah bahasa. Di tengah hiruk-pikuknya penelitian dalam bidang linguistik sampai saat ini, ternyata buku-buku yang secara khusus menjelaskan bagaimana cara melakukan penelitian tersebut belum ada. Kita masih memerlukan buku mengenai bagaimana cara meneliti bahasa anak, bagaimana cara meneliti bahasa orang-orang yang bermasalah dalam bidang bahasa, bagaimana cara meneliti wacana, bagaimana cara meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik bahasa-bahasa, dll. Masing-masing bidang kajian linguistik sebaiknya dibukukan seperti yang dilakukan penulis buku ini pada pembahasan mengenai pelaksanaan penelitian diakronis. Demikian juga dengan lampiran-lampirannya. Dengan kata lain, apa yang penting dalam buku ini adalah bahasan mengenai pelaksanaan penelitian diakronis, karena bahasannya sangat jelas dan terperinci. Jadi, kita patut memberi pujian untuk itu.
Jumat, 26 Oktober 2007
Sabtu, 22 September 2007
Tugas Metode Penelitian
Soal :
1. Buatlah uraian tentang metode penelitian (biologi)?
2. Apa hubungan antara teori dengan penelitian ilmiah ?
3. Mengapa harus mencantumkan sumber ( identitas orang, judul dan waktu/tahun penelitian /penulisan) saat kita mengutip teori/kesimpulan/ pendapat orang lain kedalam penelitian kita ?
Jawab :
1. * Perumusan Masalah
Apakah diet yang mengandung kacang merah dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserid?
* Penyusunan Kerangka Berfikir
Perubahan gaya hidup terutama di kota besar termasuk perubahan pola makan menyebabkan peningkatan penyakit degeeratif seperti Diabetes Melitus (DM) dan famili kacag-kacangan dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserid.
*Penarikan Hipotesis
Kacang-kacangan dapat menghambat atau menurunkan kadar glukosa darah , kolesterol dan trigliserid.
*Pengujian Hipotesis
- Kelompok I diberi diet tanpa kacang merah (KM O%) sebagai kelompok kontrol.
- Kelompok II diberi diet mengandung 10 gram kacang merah per 100 gram diet (KM 10 %).
- Kelompok III diberi diet mengandung 20 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 20 %)
- Kelompok IV diberi diet mengandung 30 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 30 %).
- Kelompok V diberi diet mengandung 40 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 40 %)
- Kelompok VI diberi stock diet sebagai data base.
Selanjutnya setiap ekor tikus percobaan dipelihara didalam kandang experimen secara sendiri. Tikus percobaan diberi makanan sesuai kelompok dan air minum secara bebas selama 30 hari. Setelah masa pemberian makanan, semua hewan percobaan dimatikan dengan bantuan eter pembius, kemudian darah diambil dengan cara fungsi jantung. Selanjutnya dilakukan analisis darah terhadap kadar glukosa darah, kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.
* Penarikan Kesimpulan
Kadar kacang merah yang optimal dalam diet untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah 20 %, untuk menurunkan kadar kolesterol total dalam darah adalah 30 %, untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah adalah 40 %, untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah adalah 10 %, dan untuk menurunkan kadar trigliserida darah adalah 40 %.
3. Pada saat kita membuat jurnal / laporan hasil penelitian kita ada kalanya membutuhkan
pendapat, teori ataupun kesimpulan yang mendukung hipotesas kita. Tentu saja
pendapat-pendapat tersebut haruslahdariorang yang ahli dan pakar dibidangnya, jadi
dengan mencantumkan sumber (identitas orang, judul dan waktu, tahun penelitian)
menunjukkan bahwa penelitian kita mendekati akurat dan bahwa penelitian kita
dilakukan sebenarnya dan tidak sekedar menduga, coba - coba ataupun rekayasa.
1. Buatlah uraian tentang metode penelitian (biologi)?
2. Apa hubungan antara teori dengan penelitian ilmiah ?
3. Mengapa harus mencantumkan sumber ( identitas orang, judul dan waktu/tahun penelitian /penulisan) saat kita mengutip teori/kesimpulan/ pendapat orang lain kedalam penelitian kita ?
Jawab :
1. * Perumusan Masalah
Apakah diet yang mengandung kacang merah dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserid?
* Penyusunan Kerangka Berfikir
Perubahan gaya hidup terutama di kota besar termasuk perubahan pola makan menyebabkan peningkatan penyakit degeeratif seperti Diabetes Melitus (DM) dan famili kacag-kacangan dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserid.
*Penarikan Hipotesis
Kacang-kacangan dapat menghambat atau menurunkan kadar glukosa darah , kolesterol dan trigliserid.
*Pengujian Hipotesis
- Kelompok I diberi diet tanpa kacang merah (KM O%) sebagai kelompok kontrol.
- Kelompok II diberi diet mengandung 10 gram kacang merah per 100 gram diet (KM 10 %).
- Kelompok III diberi diet mengandung 20 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 20 %)
- Kelompok IV diberi diet mengandung 30 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 30 %).
- Kelompok V diberi diet mengandung 40 gr kacang merah per 100 gr diet (KM 40 %)
- Kelompok VI diberi stock diet sebagai data base.
Selanjutnya setiap ekor tikus percobaan dipelihara didalam kandang experimen secara sendiri. Tikus percobaan diberi makanan sesuai kelompok dan air minum secara bebas selama 30 hari. Setelah masa pemberian makanan, semua hewan percobaan dimatikan dengan bantuan eter pembius, kemudian darah diambil dengan cara fungsi jantung. Selanjutnya dilakukan analisis darah terhadap kadar glukosa darah, kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.
* Penarikan Kesimpulan
Kadar kacang merah yang optimal dalam diet untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah 20 %, untuk menurunkan kadar kolesterol total dalam darah adalah 30 %, untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah adalah 40 %, untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah adalah 10 %, dan untuk menurunkan kadar trigliserida darah adalah 40 %.
2. Penelitian merupakan suatu metode ilmiah dalam membantu memahami dan menjawab
berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan, baik dengan alam maupun
kehidupan sosial masyarakat. Menurut Kenneth D Balley (methods of social research). Teori
merupakan suatu upaya untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu serta harus dapat diuji, suatu
pernyataan yang tidak dapat menjelaskan dan memprediksi sesuatu bukanlah teori.komponen
dasar teori : konsep dan variabel. Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang umumnya di ikuti
oleh relasi antar konsep sehingga tergambar hubungannya secara logs dalam suatu kerangka
berfikir tertentu. dalam penelitian akan ditemui 2 jenis konsep :
a. Konsep yang jelas hubungan dengan realitas (contoh : meja,lemari, kursi)
b. Konsep yang lebih abstrak dan lebih kabur hubungannya dengan realitas ( contoh :
motofasi, kecerdasan , dan komitmen)
Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, M.A. (UPI Bandung). merumuskan penjabaran-penjabaran
konsep untuk kepentingan suatu penelitian kedalam 3 tingkatan (konsep teori, konsep empiris
dan konsep analitis). Pentingnyateori dalam suatu penelitian menginditasikan seorang peniliti
perlu membekali dirinya dengan pendalaman teori-teori yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian, hal ini juga dikarenakan teori itu (menurut
Fisher) berfungsi sebagai peta yang mengorganisasikan gejala-gejala menjadi kelas-kelas yang
dapat dikenal dengan prosedur penjabaran hubungan antara hukum teoritis dan fenomena
empiris.
berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan, baik dengan alam maupun
kehidupan sosial masyarakat. Menurut Kenneth D Balley (methods of social research). Teori
merupakan suatu upaya untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu serta harus dapat diuji, suatu
pernyataan yang tidak dapat menjelaskan dan memprediksi sesuatu bukanlah teori.komponen
dasar teori : konsep dan variabel. Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang umumnya di ikuti
oleh relasi antar konsep sehingga tergambar hubungannya secara logs dalam suatu kerangka
berfikir tertentu. dalam penelitian akan ditemui 2 jenis konsep :
a. Konsep yang jelas hubungan dengan realitas (contoh : meja,lemari, kursi)
b. Konsep yang lebih abstrak dan lebih kabur hubungannya dengan realitas ( contoh :
motofasi, kecerdasan , dan komitmen)
Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, M.A. (UPI Bandung). merumuskan penjabaran-penjabaran
konsep untuk kepentingan suatu penelitian kedalam 3 tingkatan (konsep teori, konsep empiris
dan konsep analitis). Pentingnyateori dalam suatu penelitian menginditasikan seorang peniliti
perlu membekali dirinya dengan pendalaman teori-teori yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian, hal ini juga dikarenakan teori itu (menurut
Fisher) berfungsi sebagai peta yang mengorganisasikan gejala-gejala menjadi kelas-kelas yang
dapat dikenal dengan prosedur penjabaran hubungan antara hukum teoritis dan fenomena
empiris.
3. Pada saat kita membuat jurnal / laporan hasil penelitian kita ada kalanya membutuhkan
pendapat, teori ataupun kesimpulan yang mendukung hipotesas kita. Tentu saja
pendapat-pendapat tersebut haruslahdariorang yang ahli dan pakar dibidangnya, jadi
dengan mencantumkan sumber (identitas orang, judul dan waktu, tahun penelitian)
menunjukkan bahwa penelitian kita mendekati akurat dan bahwa penelitian kita
dilakukan sebenarnya dan tidak sekedar menduga, coba - coba ataupun rekayasa.
Langganan:
Komentar (Atom)